Setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Allah berfirman:-

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Setiap jiwa pasti akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari Kiamat sahajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Syurga, maka sungguh dia telah berjaya. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya” (Ali-Imran 3: ayat 185).

Mati atau disebut saat sakaratul maut adalah detik penghujung hidup manusia menghembuskan nafas terakhirnya.

Sakaratul maut itu pedih. Dalam satu hadis disebut,

“Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)

IKLAN

Bahkan Nabi Muhammad SAW yang kita cintai juga merasakan hal itu menjelang wafatnya sebagaimana diceritakan dalam kitab-kitab Sirah Nabawiyah.

Sekilas gambaran kepedihan sakaratul maut diungkap dalam Al-Quran:-

“…Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS Al-An’am Ayat 93)

Dalam Kitab Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam menceritakan detik-detik wafatnya Nabi Muhammad SAW. Nabi yang mulia berkata kepada puterinya, Fathimah Az-Zahra, yang duduk di sisinya. Baginda berkata: “Wahai puteriku Fatimah, dia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan, pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur.”

Ketika Malaikat maut datang, Malikat Jibril pun datang lalu duduk di samping Rasulullah. Malaikat Maut meminta izin kepada Rasulullah untuk menjalankan tugasnya. Ketika ruh sampai di bahagian perut, Rasulullah SAW berkata: “Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut.”

IKLAN

Rasulullah SAW merasa kesakitan. Padahal, Malaikat Maut sudah melembutkan caranya saat mencabut roh yang mulia itu. Jibril memalingkan wajahnya kerana tidak sanggup melihat Rasulullah merasakan kesakitan saat menghadapi sakaratul maut.

Di tengah sakit tak tertahan itu, Rasulullah SAW berkata: “Ya Allah, dahsyat saat maut ini. Berikan saja semua seksa maut ini kepadaku. Jangan kepada ummatku.”
Begitulah sekilas gambaran sakitnya sakaratul maut yang dialami Nabi Muhammad SAW. Lantas, bagaimana dengan dengan sakaratul maut kita sebagai umatnya?

Dalam satu hadisnya, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya agar insan terdekat yang menyaksikan ahli keluarga yang sedang menghadapi sakaratul maut agar membisikkan kalimat ‘Laa ilaha ilallah’ di telinga orang yang sedang nazak.

لقنوا موتاكم لااله الا الله

IKLAN

“Bantulah orang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat ‘Laa ilaha illaallah’”. (HR Muslim)

Disebabkan sakaratul maut itu sakit, Ustaz Zulkifli Muhammad Ali, Lc. sebagaiamana dikutip dari Sindonews, mengajarkan satu doa agar dimudahkan ketika sakaratul maut.

Doa ini dinukil dari beberapa riwayat hadis. Berikut lafaznya:

اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ

Allahumma Hawwin ‘Alaina Fii Sakarootil-Maut

“Ya Allah, mudahkanlah bagi kami di dalam menempuh sakratul maut.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

Sumber : SINDONEWS

Isian rohani buat semua peringkat umur, semoga kita KASHOORGA bersama.
Insya-Allah, kita download seeNI sekarang ya?

KLIK DI SEENI